Senin, 02 November 2009

Cinta itu adanya di hati bukan dikepala. Jadi kalau dipahami dengan kepala tidak an sampai.. karena sifatnya bathiniah. Inilah bedanya pemahaman orang bule dan orang timur mengenai dimensi bathin. Cinta ada tempatnya/kedudukannya sendiri.. hanya "Rasa" (bukan perasaan) yang bisa membedakan.
Misalnya cinta kepada pacar tidak sama dengan cinta kpd orang tua.
Cinta itu seperti menggenggam pasir pantai. Makin diremas, maka pasir itu makin keluar. Tapi apabila kita memegangnya dengan lembut, tentu pasir itu bisa dibawa.
Nah, karena urusan cinta ini adalah masalah relasi, antara dua atau lebih manusia, dan yang namanya manusia adalah pribadi-pribadi yang unik, tentu ada unsur kebebasan di sini. Kalo cinta muncul dalam bentuk kepemilikan, maka seperti yang ditulis di atas, yaitu tuntutan pada orang tersebut.Kalau tidak sesuai dengan keinginan, maka kita akan marah.
Contoh paling mudah adalah antara orang tua dan anaknya yg remaja. Si anak pasti punya dunia dan ide yang berbeda, dia sedang mencecap gairah kehidupan.Nah, bagaimana sikap orangtua, apakah membebaskan (dalam tingkatan tertentu bisa juga mengarahkan) atau mengekang si remaja, agar sesuai dengan keinginan orang tua. Ini yang sering terjadi ketika si remaja memilih jurusan jelang kuliah. Misalnya si anak maunya masuk astronomi, tapi orang tua tidak ijinkan, karena mana bisa kaya kalo jadi astronom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar